Selasa, 01 Januari 2013

Storycake for Amazing Moms, Menyelami Kisah Para Ibu Hebat


Judul Buku : Storycake for Amazing Moms
Penulis : Ria Fariana dkk
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
ISBN : 978 - 979 - 22 - 7979 – 5
Halaman : 233 halaman
Harga : Rp. 48.000,-





Buku Storycake for Amazing Moms menarik perhatian di deretan rak buku parenting. Design cover perpaduan warna pink-hijau touscha ini sangat memanjakan mata perempuan. Tulisan di covernya juga membuat penasaran : 46 Kisah Seru dan Penuh Inspiratif tentang Para Ibu Hebat. Sekilas tampak seperti buku kumpulan kisah yang ditulis oleh penulis luar negeri, ternyata seluruh penulisnya adalah ibu-ibu dari Indonesia.

Dari 46 Kisah yang dituturkan, sebagian besar adalah Stay At Home Mom (SAHM), hanya beberapa yang bekerja di luar rumah. Karena itu tidak heran, jika sudut pandang yang dicitrakan dari buku ini adalah untuk menyemangati para ibu-ibu yang sepanjang hari berada di rumah.

Saya mendapatkan pencerahan baru setelah membaca buku ini. Saya tidak perlu menyebut ulang opini yang beredar di masyarakat tentang SAHM. Dari buku ini kita akan menyelami pemikiran demi pemikiran dan kemudian tahu apa yang sesungguhnya ada pada benak para SAHM. Awalnya saya pikir SAHM terjadi diluar keinginan perempuan berkeluarga, sebagian bahkan dilakukan dengan keterpaksaan. Ternyata tidak sepenuhnya benar.

Penuturan Dhia Nisa (hal 45 – 50) memberi gambaran baru, bahwa SAHM sudah ia cita-citakan sejak masih kuliah. Dhia Nisa berkeyakinan cukup suami yang bekerja di luar, sementara ia akan memaksimalkan perannya di rumah. Latar belakang lain dialami Ummu Salma (36 – 44) bahwa keinginannya mempelajari hal-hal domestik telah dirintis sejak kuliah di jurusan tata busana. Walaupun sempat juga ada keinginan mendaftar sebagai PNS, namun ketika lamarannya ditolak Ummu Salma tidak kecewa berkelanjutan, hingga akhirnya ia sangat menikmati perannya sebagai SAHM. Beda lagi dengan pengakuan Ayunin, walaupun awalnya merasa berat, menjadi SAHM kemudian dijalani dengan iklas (163-166).

Mereka SAHM yang menulis dalam buku ini rata-rata menyatakan kebanggaannya sebagai SAHM, kebahagiaannya berada diantara anak-anak sepanjang hari, dan pada upanyanya membantu perekonomian keluarga dari rumah. Adalah pengalaman Roza Rianita yang berhasil menjadi mompreneur, atau wirausaha yang dijalankan oleh ibu dengan tetap mengutamakan peran-peran keibuan. Roza sukses dengan bisnis wedding organizernya (86-92). Tak kalah menggugah adalah usaha dagang kerupuk yang dilakukan oleh Indah Mewangi (71-73)

Seorang perempuan yang berkeluarga pada umumnya akan terbentuk menjadi superwoman karena multi peran yang harus dilakukan secara bersamaan. Kemampuan super ini tidak hanya mengundang kekaguman sang ibu sendiri, namun juga siapapun yang membacanya. Sangat menarik adalah tulisan Candra Nila Murti (155-158) yang menyatakan bahwa dirinya adalah pengobar semangat dalam keluarga. Sungguh bukan peran yang mudah, karena penyemangat harus bisa menguatka dirinya sendiri, Candra Nila menuturkan dengan sangat apik dan menginspirasi. Pengalaman Mutia A.Farid (74 – 80) menunjukkan meskipun telah berumah tangga, perempuan tetap ingin melanjutkan studi. Mutia melakoni hamil dan melahirkan saat menyelesaikan program pasca sarjana.

Peran ibu ternyata penuh dengan pengalaman – pengalaman seru di luar dugaan.

Perjalanan seorang ibu tidak selalu mulus. Pengalaman Monica Anggen, seorang single mother yang harus memperjuangkan hak asuh anaknya sanggup membuat kita menahan napas saat membacanya (hal 129-132). Ada pengalaman Diena Ulfaty dengan jujur mengungkapkan depresi yang dialaminya saat menghadapi anaknya yang rewel dan cenderung destruktif. Anak rewel itu umum, namun bukan hal sepele. Adakah yang siap ketika benar-benar menghadapinya ? Salut pada langkah-langkah yang diambil Diena untuk mengatasi perilaku anaknya. Beda lagi dengan keseharian peran ibu seorang Epiest Gee, penyandang cacat akibat polio. Epiest menjalaninya dengan tangguh (123-126).

Saya tidak dapat mengukur kejujuran cerita dan seberapa persen kisah nyata di dalam buku ini. Yang pasti, karena ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, pembaca dapat merasakan emosi penulis, yaitu emosi ibu yang muncul akibat tekanan lingkungan, kemudian menumbuhkan keinginan untuk bangkit, dan berhasil memenangkan situasi. Akhirnya saya menutup buku ini dan menghela napas panjang. It’s all about mother, a never ending story.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar