Kamis, 06 Februari 2014

Surat untuk Stiletto Book



Dear Stiletto Book,

Buku pertama terbitan Stiletto yang saya baca adalah Amazing 30 dan 
Serial A Cup Of Tea (ACOT) for Single Mom. Saya membeli via facebook Januari 2012. Menyusul buku-buku berikutnya, yaitu Dunia Trisa, ACOT for Complicated Relationship, ACOTfor  Writer, Sehat Tanpa Dokter, Seri Good Morning (4 buku) dan Dont Worry To be A Mommy.

Salut pada Stiletto yang berani mengambil langkah beda: menerbitkan buku untuk perempuan. Filosofi yang diangkat cukup  menarik, dengan mengenakan Stiletto (sepasang sepatu berhak tinggi), perempuan akan terlihat anggun percaya diri dengan kemampuannya, seksi dengan kecerdasannya, serta cantik dengan pengetahuannya. I love it, kiss..kiss.. 




Boleh ya saya berkomentar blak-blakan di sini. Semoga apa yang saya sampaikan menjadi masukan positif untuk penerbit Stiletto.


Pertama, tema yang diangkat buku Stiletto sangat beragam. Dari perspektif saya temanya segar, unik, dinamis, sesuai dengan gambaran perempuan yang mengenakan sepatu Stiletto.  Beberapa tema bahkan "menyentil" seperti Complicated Relationship dan Cinta Buta.  Ini adalah kelebihan Stiletto yang berani menampilkan fenomena hidup apa adanya. Saya harap tetap proporsional dan selalu ada niai manfaat yang bisa diambil. Jangan sampai terjebak pada tema sensasional, laris manis tapi image negatif. Semoga ini bisa dijaga oleh Stiletto.

Kedua, saya heran, mengapa dalam satu penerbit yang sama kualitas cetaknya berbeda-beda. Beberapa buku ACOT yang saya beli cetakannya kurang tajam, tinta kurang hitam, kertas buram dan cover tipis.  Saya rasa bukan cacat pada buku yang saya miliki saja, setelah saya bandingkan dengan buku yang dibeli teman, ternyata kondisinya sama. Soal kualitas cetak ini menurut saya lebih buruk dari kualitas beberapa buku indie koleksi saya. 

Buku Amazing 30 yang isinya bagus, sayang tidak dikemas dengan lay out dan kertas yang bagus. Pemotongan kertas kurang rapi, terkesan seperti dipotong manual di tukang fotocopy.

Buku Anakku Sehat Tanpa Dokter (ASTD) dan Buku Dont Worry To Be A Momny (DWTBAM) yang terbit berdekatan waktunya, dan sama-sama laris, kualitas cetaknya berbeda. DWTBAM lebih bagus dalam hal lay out, kualitas kertas dan kualitas cetak, nyaris sempurna seperti buku pada umumnya. Sedangkan ASTD terkesan suram kertas dan cetakannya, serta lay out yang kurang menarik.

Apakah ada perbedaan perlakuan antara penulis satu dengan yang lain? Apakah sedang dalam proses perbaikan? Kalau memang butuh waktu, maka waktu hampir 2 tahun terlalu lama untuk proses perbaikan (dari saat saya membeli buku Amazing 30 hingga ASTD).

Saya tidak tahu kualitas cetak buku best seller nya seperti apa. Lebih istimewa, atau masih beragam kualitasnya?

Ketiga,  Ibu Herlina P. Dewi sebagai Editor in Chief saya lihat sebagai tokoh central, bahkan terkesan sebagai single fighter di penerbit Stiletto. Selain editor, saya melihat peran Herlina P. Dewi sebagai penulis (7 dari 35 buku Stiletto yang terbit), marketing, public relation dan bendahara. Bahkan mungkin ada peran-peran lain yang tidak saya ketahui. Kesan yang tertangkap oleh saya adalah Stiletto itu Herlina, dan Herlina itu Stiletto. Salut kepada Ibu Herlina yang telah berhasil membangun Stiletto dan meraih hati pembaca. Saya yakin Stiletto mempunyai tim yang solid. Saran saya, tim yang bertugas sebagai marketing atau public relation lebih mengakrabkan diri lagi dengan pembaca agar kami juga mengenalnya, sebagaimana kami mengenal Ibu Herlina.


Keempat, saya salut dengan apresiasi Stiletto pada penulis. Sangat maksimal memasarkan buku-bukunya, men-support penjualan dengan promo-promo di berbagai media. Saya lihat Stiletto lah penerbit yang paling gencar promosi dibandingkan penerbit lain.

Saya salut juga pada respon cepat pada setiap email yang masuk. Termasuk juga pada email pengiriman naskah. Benar-benar sesuai janji dijawab dalam 1 bulan, baik diterima ataupun ditolak. Ini sesuai pengalaman saya, pernah mengirimkan naskah dan 1 bulan kemudian ditolak. Sedih tapi ikhlas, karena tidak menunggu lama-lama.

Kelima, soal royalti, 8-10% sesuai record penulis apakah sudah menulis buku atau belum. Saya rasa grade royalti ini perlu ditinjau ulang. Karena record penulis tidak hanya dinilai dari seberapa banyak buku yang sudah diterbitkannya. Penulis itu luas cakupannya, bisa penulis artikel, penulis cerpen, penulis opini, baik di media cetak maupun online yang kualitasnya tak kalah dari penulis buku.

Grade royalti ini juga bisa dikatakan menciutkan hati penulis baru. Dugaan saya karena alasan market, penulis baru belum tentu menghasilkan nilai penjualan yang significant, dan tentu ini berhubungan dengan biaya produksi dan keuntungan yang didapatkan Stiletto.  Maaf, jika dugaan saya ini salah. Stiletto lah yang lebih tahu tentang perhitungan ini. Saya hanya berpikir, kenapa tidak dikonversi pada jumlah cetak atau harga buku, atau apapun itulah dalam biaya produksi dan marketing,  sehingga seberapapun penjualan buku, royalti setiap penulis sama 10%. 


Demikian saran-sarannya. Semoga ditanggapi secara positive. Dibalik saran-saran saya tersebut, saya melihat Stiletto bakal menjadi penerbit besar. Saya nantikan buku-buku terbitan Stiletto berikutnya.


With love,
Murtiyarini
(calon penulis buku Stiletto *ngarep.com)

Email : murtiyarini@yahoo.com
twitter @arin_murti
facebook arin.murtiyarini





Surat cinta ini dapat balasan dar Stiletto di link ini
http://intipbuku.blogspot.com/2014/02/surat-balasan-dari-stiletto.html

9 komentar:

  1. setuju soal royalti...mau donk di naikkin....:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip mbak...walaupun penulis buku 'baru' maunya sama rata ya, sedangkan prospek penjualan belum pasti, ditambah royalti lebih sedikit.hik..hik..

      Hapus
  2. Semoga setelah ini jadi penulisnya stiletto bukan lagi CALON ... hehhehehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin...semoga ya *sambil kedipin bu Herlina ;)

      Hapus
  3. BIngung mau komentar apa, yang jelas buagus banget. Ditulis dengan hati, ada sedih, senang, kecewa, ada kritikan, masukan, pujian. Wislah, pokoknya lengkap deh bisa mewakili perasaan banyak orang...... good luck

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senangnyaaaa...penulis buku Stiletto komentar langsung di blogku ini. Terimakasih mba Sugi :)

      Hapus
  4. Lengkap banget kritikannya buat stiletto mak, semoga dijadikan bahan untuk perbaikan diri ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, harapannya Stiletto berkembang lebih baik.

      Hapus